Langsung ke konten utama

Unggulan

Review: Makarizo Hair Repair Mask 45 ml

Holla, teman-teman pembaca :)  Akhirnya aku mulai nulis lagi, nih.. Kali ini aku membahas produk perawatan rambut kusut dan kering agar menjadi lebih indah dan mudah disisir, yaitu Makarizo Hair Repair Mask . Seperti namanya ya, produk ini adalah masker rambut. Tahu dong, hairmask tuh apa? Biasanya sih salon-salon kecil tuh sudah ada jasa perawatan rambut antara lain;  hairmasking , creambath , dan lain-lain. Hairmask adalah salah satu jenis produk perawatan rambut yang berguna untuk merawat kelembutan rambut. Untuk beberapa orang yang rambutnya 'sudah halus' biasanya cukup mengaplikasikan conditioner . Namun, orang yang rambutnya kusut banget (baca: rusak) perlu memakai hairmask agar kehalusan rambutnya lebih maksimal. Conditioner biasanya diaplikasikan setiap selesai keramas, sedangkan hairmask diaplikasikan seminggu sekali. Jadi, sampo aja nggak cukup, Nak! Sejujurnya rambutku termasuk jenis rambut yang kusut, kering, dan sulit diatur alias sulit disisir! Bahkan menggunak

Cerpenku ini kocak loh! ^_^ dimuat harian Jawa Pos edisi 10 Nov 2011


Jawaban Surat Cintaku
 
“Yuk!” ucapku sambil tersenyum. Kuterima ajakan Vara ke kantin. Kami melangkah keluar kelas menuju kantin yang berjarak 3 kelas dari kelas XII Bahasa.  
     Kantin selalu ramai di jam istirahat pertama. Vara bergegas ke kantin paling barat, memesan siomay favoritnya. Dan aku menunggunya. Di sana-sini kulihat anak-anak berdesakan memesan makanan, minuman, mencari tempat duduk untuk makan, dan yang pasti…berdesakan. Sebenarnya aku paling nggak suka keramaian seperti ini. Tapi aku merasa lega, senang, dan…nggak tahu apa namanya setelah mataku menangkap sosok laki-laki yang hampir tiap hari makan siomay di sini. Ssstt…Dia Nico, adik kelasku.
“Eh, Kay!” Vara memanggilku. Dia sudah menggenggam sebungkus siomay yang akan dimakan di kelas. “Kayaknya dia lagi SMS-an ma cewek, deh… Liat tuh!” Mata Vara tertuju pada Nico yang duduk agak jauh dariku. Nico memang kelihatan asyik menekan-nekan tuts-tuts ponselnya.
“Ke kelas, yuk! Daripada kamu…” Vara tak melanjutkan ucapanya. Bisa kutebak, dia pasti mau bilang ‘jealous’.
*****
     Pukul 11.35. lima menit yang lalu bel istirahat kedua berbunyi. Aku bergegas ke ruang guru sendirian. Tak lama aku celingukan mencari Bu Novia setelah kutahu beliau sedang melamun di mejanya.
Langkahku terhenti di sebelah mejanya.
“Bu…” sapaku. Bu Novia memandangku agak lama.
“Kay, ada apa?” tanyanya.

“Boleh saya minta waktu sebentar?” tanyaku sedikit kaku. Bu Novia mengangguk.
     Akhirnya aku dan guru Bahasa Inggrisku kelas XI kemarin itu menemukan satu gazebo kosong di taman depan ruang guru. Kuceritakan semua (isi otak apa sisi hati?) tentang kekagumanku pada Nico selama setahun ini. Setahun, coy! Sejak pertama kulihat Nico nge-band di pensi tahun lalu hingga kulihat di kantin hari ini.
“…Jadi, kamu memendam semua itu selama setahun?” Bu Novia memasang muka shock. Sok dramatis, deh!
“Ho’o Bu…” jawabku datar. Guruku yang masih muda itu geleng-geleng kepala.
“Kamu akan kalah kalau tidak berterus terang…”
“Tapi saya takut, Bu…kalo misalnya Nico udah punya…”
“Pacar?” Bu Novia tertawa kecil. “Mengungkapkan perasaan bukan berarti meminta seseorang menjadi pacar kita, kan?”
Aku terdiam. Bener juga, sih!
*****
Iiih...ngasih surat cinta ke adek kelas? Noraaak tau…” tolakku dengan muka masam.
“Lagian HP kamu rusak, kan…” rayu Vara.
“Aku malu…” ucapku.
Kata-kata Bu Novia kembali terngiang-ngiang di benakku. Mengungkapkan perasaan bukan berarti meminta seseorang menjadi pacar kita, kan? Atau mungkin setelah aku ungkapkan lewat surat cinta, Nico bisa lebih dekat sama aku!
“Aku mau!” kataku mantap. Vara mengacungkan jempol.
*****
     Kertas tipis warna ungu itu kulipat 3 kali hingga muat ke dalam amplop putih. Kutulis FOR : NICO XI IPA 1 di bagian depan. Kuserahkan amplop itu ke Vara.
Nah..kalo amplopnya formal gini, nggak bakal ada yang ngira kalo isinya surat ciiintaaa…hihi,” goda Vara.
“Yakin?” tanyaku kembali ragu.
“Besok pas istirahat kita wajib cepet-cepet ke kantin dan nitipin surat ini ke Bang Siomay! Pasti nyampek ke Nico deh…” jelas Vara.
Awalnya aku ragu dengan ide gila Vara. Bisa aja kan, surat itu terjatuh atau apalah … lalu ditemukan anak lain di kantin! OMG…! Tapi aku percaya saja pada sohibku yang sudah 12 kali pacaran sejak SMP itu.
*****
      Dua hari ini full happy! Pagi kemarin saat aku mampir ke kantin, Bang Siomay bilang,”Surat itu sudah sampai ke tangan mas itu kemarin!”
Ide Vara ternyata bukan ide gila. So? Sekarang aku tinggal menunggu balasan dari Nico atau…dia mau menemuiku? Hihi
“Selamat yah!” Bu Novia tersenyum padaku.
Cie..cie..ada peluang, nih…” goda Vara. Malu, tau!
Eh, Nico ke sini!” bisik Vara di telingaku. What?! Ngapain dia ke sini? Ruang guru gitu lho…dan dia berjalan ke arah kami!
“Mbak Kay!” panggilnya grogi. Secara...ada Bu Novia.
“Ya, kenapa?” tanyaku datar. Padahal di jantung ini dag-dig-dug.
“Kita bisa jadi teman baik kan?” tanya Nico padaku. Aku mengangguk pelan. Ya iyalah..berteman baik, abis itu jadian!
“Mutia juga nggak keberatan kalo kita berteman,” lanjut Nico.
“Mutia?” Aku bingung. Kutatap Bu Novia dan Vara bergantian. Mereka mengangkat bahu.
“Pacarku..” kata Nico sambil tersenyum. Dari balik tubuhnya yang tinggi tegap, muncul seorang cewek berjilbab. Cantik dan…gelap. Samar-samar kudengar suara orang-orang…
“Cepat bawa Kay ke UKS…cepat!!!”

Komentar

  1. sumpah gw keinget wktu tampang loe yg tapres hahaha tp cerpen ini ngecoba ngebuktiin klo dri loe pny ssuatu yg dpndam tp jg pngen dungkpkan LOL I love this story esp. the ending, the way ya wrapped it up!!

    BalasHapus
  2. sekarang gue udah kagak tapres lagi boy...

    BalasHapus
  3. Bagus dan lucu ceritanya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer