Langsung ke konten utama

Unggulan

Review: Makarizo Hair Repair Mask 45 ml

Holla, teman-teman pembaca :)  Akhirnya aku mulai nulis lagi, nih.. Kali ini aku membahas produk perawatan rambut kusut dan kering agar menjadi lebih indah dan mudah disisir, yaitu Makarizo Hair Repair Mask . Seperti namanya ya, produk ini adalah masker rambut. Tahu dong, hairmask tuh apa? Biasanya sih salon-salon kecil tuh sudah ada jasa perawatan rambut antara lain;  hairmasking , creambath , dan lain-lain. Hairmask adalah salah satu jenis produk perawatan rambut yang berguna untuk merawat kelembutan rambut. Untuk beberapa orang yang rambutnya 'sudah halus' biasanya cukup mengaplikasikan conditioner . Namun, orang yang rambutnya kusut banget (baca: rusak) perlu memakai hairmask agar kehalusan rambutnya lebih maksimal. Conditioner biasanya diaplikasikan setiap selesai keramas, sedangkan hairmask diaplikasikan seminggu sekali. Jadi, sampo aja nggak cukup, Nak! Sejujurnya rambutku termasuk jenis rambut yang kusut, kering, dan sulit diatur alias sulit disisir! Bahkan menggunak

cerpen : Jenazah Melayang

by : Khaeriya
Jadi ceritanya nih...ada cowoknya temenku yang minta dibuatin cerpen buat tugas akhirnya.


Tok…tok…tok… Aku membuka mata. Terdengar pintu rumahku diketuk. Kuraba kasur tempat aku tidur. Jam digital di Hp-ku menunjukan pukul 02.03. “Gila! Siapa?!” teriakku, dengan suara parau. Dengan sangat malas, kuberanjak dari kasurku. Berjalan ke ruang tamu dan membuka pintu. Pak Dani, tetangga sebelah kiri rumah. “Maaf Mas, mengganggu tidurnya… tapi…mohon bantuannya!” Mukanya tampak panik. “Apa Pak?…Hoaaahm…” Aku menguap. “Ada yang meninggal…” ucapnya. “Siapaaa….!?”, “Kurang tahu… ayo kita kebalai RW!” ajak Pak Dani.
Balai RW tak jauh dari rumahku. Begitu aku dan Pak Dani tiba disana, balai sudah ramai dipenuhi warga. Aku mencoba menyusup mencari celah, mencari tahu siapa yang meninggal.
“Bram!” Seseorang menepuk bahuku. Aku terkejut, ternyata Rio.
“Jam dua pagi nih…?” bisiknya padaku.
“Lha terus kenapa?”tanyaku santai. Rio tercekat dengan omonganku.
“Iiih…gimana sih! Ini tuh jam dua pagi! Dan kita mau ngubur orang!” katanya alay.
“Hih…oiya emang siapa yang mati?” tanyaku penasaran.
Rio celingak-celinguk. “Orang yang mati kecelakaan di pertigaan depan! Nggak tahu siapa...gak ada KTP-nya!”
Aku sontak kaget. “Iiih.. kasihan banget ya! Terus, kita ngawur dong kalo main kubur aja!?”
“Ssst… Gampang bisa diatur bapakku!” Kata Rio, dia anak Pak RW.
            Orang-orang yang tadinya mengerumuni jenazah akhirnya duduk rapi di depan balai RW. Pak RW pun membuka pembicaraan.
“Selamat malam…Assalamu’alaikum…!”teriaknya.
“Selamat malaaam…Wa’alaikum salaam..”balas warga.
“Saya selaku kepala RW, meminta maaf pada semua bapak-bapak dan saudara yang tidurnya kami ganggu,” ucap Pak RW.
“Yaaaa…..”
“Baru saja ada kejadian tak terduga dikampung kita. Seorang Bapak yang tidak kita kenal, apalagi tidak ditemukan tanda pengenal…” kata Pak RW. “telah mati kecelakaan motor di pertigaan, saya pun belum tahu sebabnya apa. Tapi yang jelas, sebaiknya jenazah kita urus malam ini saja karena besok kita pasti memiliki aktivitas lain.”
Rio terlihat bingung. “Lho Pak… kita kan tidak tahu orang itu agamanya apa, trus gimana cara kita menguburkannya?”
“Kita kuburkan secara Islami saja, nanti’kan kita adzani…” kata Pak RW.
“Oooh… yasudah. Oiya bapak-bapak, memang kita disini beda-beda agamanya. Tapi tolong kerjasamanya demi selesainya masalah ini.” Koar Rio.
            Kami pun bergotong-royong mengurus jenazah asing ini. Selama satu jam lebih akhirnya jenazah telah dimakamkan di pemakaman umum kampung kami. Acara dini hari ditutup dengan doa bersama.
“Heh, Ndut! Kamu baru datang?!”seruku pada Reno yang baru datang dan ikut membaca doa bersama.
“Sssst…!” Rio menyuruhku diam.
“Baru bangun kamu Ren?” bisikku pada reno yang kini duduk di sebelahku.
“Iya… eh, abis ini aku tidur rumahmu ya?”bisik reno yang kini duduk di sebelahku.
“Ngapain? Kamu gak gembel kan sekarang?” tanyaku asal.
“Nggak! Mau ngajak kamu ama Rio nonton DVD horor baru!” kata reno.
Aku dan Rio shock mendengarnya. Nonton DVD horor di malam begini?
            Malam ini Reno benar-benar mengajakku nonton DVD horor bersama RIO. Kami sepakat menonton film ini di kamarku.
“Judulnya apa nih?” tanyaku takut.
“Jenazah melayang…” Kata Reno dengan nada berat.
“hahahahaa…” Aku dan Rio tertawa.
            Pukul 03.25. Film diputar, Awal film terasa aneh dan membosankan.
“Apa,an sih.. awalnya aneh” kata Rio.
Aku tak berkomentar. Mataku terasa sangat berat.
“Bram, Bram! Yaaahhh… tidur nih…?” Tanya Reno.
            Kupikir film horror Indonesia hanya itu-itu saja. Tak ada hantu lain selain pocong, mbak kunti, tuyul, dan sejenisnya yang hanya beda judul.
            Tiba-tiba perutku terasa lapar. Aku pun keluar rumah mencari makanan instan, walaupun sangat tidak mungkin di jam-jam mau subuh begini.
“Bakso… bakso!” Ada orang berteriak. Aku gembira.
Tapi… Tidak mungkin ada orang jualan bakso di jam segini! Jangan-jangan…. Hantu bakso?
Tetapi kemudian pikiran-pikiran kotor itu kutapis. Lewatlah gerobak bakso didepan rumahku. Benar-benar gerobak bakso! Seorang Pak Tua menatapku.
“Bakso, Mas?” tawarnya padaku. Aku mengangguk. Kebetulan nih!
“Yang pedas ya, Bang!” pintaku. Setelah diambilkan semangkuk, aku pun menyantap bakso didepan gerobaknya.
“Hmmm…mantap!” ucapku senang.
“Eh, Bang! Kok jualan jam segini?” tanyaku heran.
“Iya… baru pulang Mas. Ini masih sisa banyak…” ucap Pak Tua itu datar.
“Ooohh…” ucapku, lalu melahap bakso lagi.
            Suasana kanan-kiri, sekeliling sangat sunyi. Dan gelap. Sedikit dingin, hawa khas pagi hari.
“Tadi ada orang kecelakaan kan Mas?” tanya Pak Tua itu tiba-tiba.
“kok tahu?”tanyaku kaget. Pak Tua itu menatapku lama tanpa berkedip.
“Apakah tubuhnya berdarah seperti ini?” seketika Pak Tua penjual bakso itu mengeluarkan darah di tubuhnya. Bau amis. Aku terdiam, tak bisa bergerak.
“Gak masuk akal…” ucapku dalam hati. Mangkok yang ku pegang jatuh dan pecah!Tubuh orang itu penuh darah. Lalu melayang diudara, terbang lebih tinggi dan tinggi. Jenazah Melayang-layang. Mataku tak berkedip. Tubuhku terasa kaku dan dingin. Tenggorokanku tecekat tetapi akhirnya aku bisa bicara.
“Aaaaahhh…aaaaa…hhhantuu baksoo…melayaaanggg..!”
Pipiku terasa panas. Seperti ditampar.
“Bram..bram! Bangun bram..!” ada yang meneriakkan namaku. Mataku terbuka. Reno dan Rio menatapku heran.
“Mimpi apa kamu?” tanya Reno.
Ternyata yang barusan kualami hanya mimpi. Mimpi tentang hantu melayang. Hantu jenazah-nya orang yang baru saja dimakamkan. Hmm…
“Ketiduran sih kamu!” kata Rio.” Filmnya bagus tahu…endingnya!”
Aku diam tak berkomentar. Kulihat jam di dinding kamarku. Pukul 05.00.

Komentar

Postingan Populer