Langsung ke konten utama

Unggulan

Review: Makarizo Hair Repair Mask 45 ml

Holla, teman-teman pembaca :)  Akhirnya aku mulai nulis lagi, nih.. Kali ini aku membahas produk perawatan rambut kusut dan kering agar menjadi lebih indah dan mudah disisir, yaitu Makarizo Hair Repair Mask . Seperti namanya ya, produk ini adalah masker rambut. Tahu dong, hairmask tuh apa? Biasanya sih salon-salon kecil tuh sudah ada jasa perawatan rambut antara lain;  hairmasking , creambath , dan lain-lain. Hairmask adalah salah satu jenis produk perawatan rambut yang berguna untuk merawat kelembutan rambut. Untuk beberapa orang yang rambutnya 'sudah halus' biasanya cukup mengaplikasikan conditioner . Namun, orang yang rambutnya kusut banget (baca: rusak) perlu memakai hairmask agar kehalusan rambutnya lebih maksimal. Conditioner biasanya diaplikasikan setiap selesai keramas, sedangkan hairmask diaplikasikan seminggu sekali. Jadi, sampo aja nggak cukup, Nak! Sejujurnya rambutku termasuk jenis rambut yang kusut, kering, dan sulit diatur alias sulit disisir! Bahkan mengguna...

#cerpen : I love Dad...

KALAU kamu pernah membaca buku sejarah Indonesia, kemudian membaca tentang seorang pahlawan nasional dari Maluku yang bernama Pattimura, aku yakin deh kamu pasti bisa membayangkan sosok ayahku. Ayahku berkulit gelap, sepasang alis dan kumisnya hitam tebal. Karena wajah itulah, suatu hari Ayah pernah ditanyai oleh rekan kerjanya,”Bapak ini orang Ambon, ya?” Bukan! Ayahku lelaki asli Jawa. Tapi apalah artinya, toh Ayah seorang Warga Negara Indonesia. Ayahmu orang Indonesia juga nggak?
Tentu aku tak sehitam Ayah. Kulitku kuning langsat, seperti Ibu. Tapi saat bertambah usia, kulitku semakin gelap! Kata Ayah, semua yang dimiliki Ibu melekat padaku.
“Kamu sama persis seperti almarhumah ibumu! Ibumu itu masih suka bicara meski matanya sudah terpejam...” kata Ayah suatu ketika.
“Masa sih...kalau mau tidur masih suka ngomel?” Tanyaku.
“Bibirnya kering, sering sariawan!” Kata Ayah, lalu tertawa kecil. Aku terdiam. Aku memang mewarisi sifat Ibu.
***
BRAAAKKK..! Ayah membuka jendela kamarku. Sinar mentari yang menerobos melalui jendela menyilaukan mataku.
“Ayo bangun! Jam berapa ini?!”Teriak Ayah, lalu melangkah keluar kamaku.
Kupaksa tubuhku untuk bangkit, tapi tetap saja aku duduk di tepian ranjang, masih dengan mata sayu. Lamat-lamat terdengar Ayah berkoar dengan suara lantang.
“Kamu nggak akan jadi orang cerdas kalau nggak pernah sholat Subuh! Karena rasa malas itu akan selalu tumbuh...”
Kedua mataku benar-benar terbuka. Kuraih handuk biru yang tergantung di belakang pintu kamarku, kemudian bergegas ke kamar mandi.
***
Baru saja aku turun dari motornya, Kak Sandi bersiap kembali ke rumah. Setiap pagi memang ia yang selalu mengantarku kuliah.
“Uang bensin nanti sore...”ucapnya, lalu memacu motornya, menjauhi pos parkir.
“Uang bensin? Aku adikmuuuuu..!”Teriakku kesal.
Itulah Kak Sandi, kakak laki-lakiku yang kedua. Ia selalu pandai mengambil keuntungan. Ayah bilang, ia cerdas tetapi curang. Baru saja kamu tahu buktinya kan?
Aku berjalan menuju gedung di belakang pos parkir. Gedung berlantai tiga yang dindingnya berwarna cokelat mocca. Gedung Seni Rupa. Dari luar tampak begitu sepi. Aku memasuki pintu kaca yang lebar, seperti di supermarket.
“Pagi, Rifaaaaa...!” Widya menyapaku.
Aku sedikit terkejut saat temanku yang kini berjilbab pink itu tiba-tiba muncul di hadapanku. Ini seperti penyambutan!
“Kamu ceria...”ucapku.
Widya senyum-senyum sendiri, seperti membayangkan setumpuk uang seratusribuan, mungkin.
“Ada apa, sih?”Tanyaku penasaran. Widya tetap tak membuka mulut.
Kuraih tangan kanannya dan kuajak keluar gedung. Kami duduk di gasebo depan.
“Aku dibelikan ini sama ayahku!”Widya tersenyum sambil menunjukkan jam tangan hijau tosca yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya.
 “Ayahku perhatian juga, padahal ulang tahunku kan dua minggu yang lalu. Ini luar biasa!” Kata Widya.
“Kalau anak yang ngasih kado ke orangtuanya itu baru luar biasa!”timpalku.
Kami terdiam cukup lama.
“Iya, Rif! Ayo kita beri kado ayah kita!”seru Widya.


Kami berencana memberikan kado untuk ayah masing-masing. Tak peduli sedang ulang tahun atau tidak, setelah uang cukup, kami akan membeli kado memberikan itu. Ya, kado. Tapi apa?
(bersambung...)
Soalnya...aku bingung nulisnya!

Komentar

Postingan Populer