Mau tahu, nggak? Tapi aku bukan detektif sih...
Tiga hari lalu memang aku lihat Mas Jahat kakinya agak pincang, kalau lagi jalan. Tapi, sejak kecil dia pintar menyembunyikan kesakitannya dari ortu. Suatu sore, aku lihat di kulit tangannya yang kanan, ada bekas luka lecet yang sudah menghitam, seperti bekas luka jatuh dari motor.
Lecet-lecet pada body motor bebek yang diamati Ebes adalah petunjuk lain yang meyakinkan aku bahwa Mas Jahat barusan jatuh dengan naik motor itu! Kalau diingat-ingat...di hari kedua lebaran, Mas Jahat keluar rumah, naik motor sendiri, dan memakai helm. Sudah pasti, kalau dia make helm ya perginya jauh.
Di hari keempat Syawal, aku dan Boyan mengunjungi Syam dan ibunya yang tinggal di desa tetangga untuk bersilaturahmi. Siangnya, aku udah kembali ke rumah. Setengah jam di rumah, ada tamu asing. Dua laki-laki. Cuma satu orang yang berbicara.
"Mas Halim ada?"tanya cowok itu. Mas Halim itu nama asli dari Mas Pelayaran, hehehe...
Aku diam sebentar. Kebiasaan! Lemot kalo ditanya orang asing...
"Lagi keluar, Mas,"jawabku seadanya. Gue sendiri aja baru nyampe rumah!
Setelah sedikit aku tanya-tanyain, kedua cowok itu ternyata orang Krian, Sidoarjo. Jadi ingat almamater SMA! Tapi aku nggak banyak nanya, ntar dikira sok akrab. Lagian kan aku anak gadis, nggak pantas terlalu ngebet nanya sama cowok asing. Seingatku sih, teman Mas Pelayaran nggak punya teman yang model begitu. Memang aku seorang pengamat, kalau dilihat-lihat, kedua cowok itu bukan orang yang 'mampu'. Motornya aja gitu, protholan! Gayanya mirip anak gaul jalanan.
Kami diam saja di teras rumah. Kayaknya mereka berdua memang nggak tertarik masuk rumahku. Tetanggaku mengamati kami bertiga. Pasti dua cowok ini tadi nanyain alamat rumahku sama mereka! batinku.
"Ini kan Mbak, nomor hapenya Mas Halim?"tanya cowok tadi, sambil menunjukkan layar hapenya. Aku mencocokkan deretan angka itu dengan nomor kontak Mas Pelayaran di hapeku. Kuamati sepintas di layar hape dia, seperti nomor hape yang diselipkan dalam SMS. Berarti, sebenarnya dia nggak kenal sama Mas Pelayaran, dong?
"Angkanya kurang satu, Mas!"celetukku. Mereka ini siapa sih?!
"Ooo...pantes tadi dihubungin nggak bisa,"kata cowok itu. Lalu ia nongkrong dan ngerumpi sama temannya.
Aku segera menghubungi Mas Pelayaran. Mas bikin aku semakin bingung! Dia SMS, katanya lagi di Krian. Hellooooo...?
Sekitar setengah jam menunggu kedatangan Mas Pelayaran, akhirnya kedua cowok ini pulang. Katanya sih, mereka ke sini lagi besok. Dan aku kembali ke kamar, mantengin e-book novelnya Esti Kinasih yang Lovasket di laptopku.
Mas Pelayaran tahu-tahu sudah duduk di tepian tempat tidurku. "Tadi siapa?"
"Nggak kenal. Katanya orang Krian, namanya Arif."
"Aku juga nggak kenal..."
"Tapi sih tadi dia nunjukkin nomer hapemu, ada di SMS. Berarti ada orang yang kasih nomor hapemu..."selidikku. Mas Pelayaran diam aja. Aku juga.
Percakapan telepon di sore hari inilah, semua yang bikin aku penasaran akhirnya mulai clear! Aku menguping obrolan Mas Jahat dan Mr.X. Meskipun yang kudengar cuma suara Mas Jahat doang, aku paham arah pembicaraannya. Kesimpulannya...
(Mungkin) empat hari yang lalu Mas Jahat pergi ke suatu tempat di daerah Krian. Dalam percakapan di telepon, Mas Jahat menyebut 'bypass'. Mungkin di bypass Krian itulah, Mas Jahat dan seseorang bertabrakan alias kecelakaan. Di telepon, Mas Jahat juga mengucapkan 'suaminya mbak'. So, yang bertabrakan dengannya itu adalah seorang laki-laki. Aku mendengar juga tentang biaya! Intinya, Mas Jahat dan lelaki itu mengalami tabrakan dari arah berlawanan. Iyalah...namanya juga tabrakan, bukan menabrak, ditabrak, atau tertabrak. Menurut orang-orang sekitar TKP (bisa disebut saksi mata) si Lelaki-lah yang laju motornya lebih kencang. Tapi katanya, itu adalah kecelakaan 50 : 50. Maksudnya apa sih? Jadi, untuk biaya rumah sakit atau perbaikan motor, ditanggung sendiri-sendiri. Begitu.
Lalu untuk apa istrinya si Lelaki menghubungi Mas Pelayaran dan Mas Jahat? Katanya sih, mertua dia (alias orangtua si Lelaki) meminta Mas Jahat untuk membantu biaya pengobatan si Lelaki. Sepertinya memang luka dia lebih parah daripada Mas Jahat. Helloooow...motor kakak gue aja rusak, padahal baru diservis dua bulan lalu. Serius!
Akhirnya istri si Lelaki itu tadi meminta Mas Jahat untuk datang ke rumah sakit, menjenguk suaminya, sekaligus menjelaskan yang sebenarnya ke orangtuanya. Untungnya Mas Pelayaran adalah bocah yang bertanggungjawab meskipun mukanya sangar dan gemar sabung ayam.
Bener deh, habis waktu Maghrib Mas Jahat keluar rumah. Bismillah...semoga cepat selesai deh urusan loe!
Paginya, aku masih penasaran banget tentang ending permasalahan ini. Ending? Kayak baca cerpen aja... Ada hape Mas Jahat tuh di depan TV. Buka pesan ah!
Di inbox paling bawah, ada SMS dari Mas Pelayaran. Isinya, Di mana kamu?
Lalu aku cek di Sent Messages. Ada SMS yang ditujukan ke Mas Pelayaran, Aku dah di rumah sakit. Mertuanya minta aku membantu biaya pengobatan. Aku nggak mau.
Aku lega setelah membaca SMS Mas Jahat yang kedua. Isinya, Aku pulang.
Wew...semoga Mas Jahat (istilahnya jelek amat) di kemudian hari lebih berhati-hati mengendarai motor ya dan nggak dikuntitin itu si keluarga Lelaki buat dimintain uang.
BalasHapusiya...Emang Mas Jahat gitu sih. Semoga dia bisa mengubah sifatnya yg ceroboh. Thanks.
Hapuskae.. onok sg salah.. sg ng tulisan merah "Intinya, Mas Pelayaran dan lelaki itu mengalami tabrakan dari arah berlawanan. Iyalah...namanya juga tabrakan, bukan menabrak, ditabrak, atau tertabrak." bukanya yg tabrakan mas jahat? wocoen meneh. tp.. cerpenmu apik, yo.opo novel.e esti kinasih sg iku? apik a?
BalasHapusoiyo...salah nama. Thanks koreksinyaaa.. :D
HapusEsti Kinasih sg Jingga dan Senja? Durung tk woco. Aku moco Lovasket 1-3