Langsung ke konten utama

Unggulan

Review: Makarizo Hair Repair Mask 45 ml

Holla, teman-teman pembaca :)  Akhirnya aku mulai nulis lagi, nih.. Kali ini aku membahas produk perawatan rambut kusut dan kering agar menjadi lebih indah dan mudah disisir, yaitu Makarizo Hair Repair Mask . Seperti namanya ya, produk ini adalah masker rambut. Tahu dong, hairmask tuh apa? Biasanya sih salon-salon kecil tuh sudah ada jasa perawatan rambut antara lain;  hairmasking , creambath , dan lain-lain. Hairmask adalah salah satu jenis produk perawatan rambut yang berguna untuk merawat kelembutan rambut. Untuk beberapa orang yang rambutnya 'sudah halus' biasanya cukup mengaplikasikan conditioner . Namun, orang yang rambutnya kusut banget (baca: rusak) perlu memakai hairmask agar kehalusan rambutnya lebih maksimal. Conditioner biasanya diaplikasikan setiap selesai keramas, sedangkan hairmask diaplikasikan seminggu sekali. Jadi, sampo aja nggak cukup, Nak! Sejujurnya rambutku termasuk jenis rambut yang kusut, kering, dan sulit diatur alias sulit disisir! Bahkan menggunak

cerpen : Februari di Hati Febri

by : Khaeriya
Selasa, 25 Oktober 2011
Siang itu di ruang kelas XII IPS 2...
            “Semua udah dapat undangan ‘kan?”teriak Yofa di depan kelas.“Semua wajib datang nanti sore, oke?!”
            Seisi kelas bersorak, kecuali Febri. Aku mengamati ekspresi datar ketua kelas kami itu.
            “Kamu nyiapin kado apa di ulang tahunnya Yofa nanti, Feb?”tanya Sely yang duduk di samping Febri. Febri hanya menggeleng.“Tau ah...”
            Sely tercekat, lalu menelan ludah.
***
Sabtu, 26 November 2011
            Pagi itu siswa-siswi kelas XII IPS 2 baru saja selesai olahraga. Tiba-tiba Lania berdiri di depan kelas dan berseru,”Nanti sore datang tepat waktu yah! Sweet seventeen party-ku nggak akan dimulai kalo tamuku belum lengkap!”
            Beberapa teman kompak mengiyakan. Kulihat Febri diam saja, tak menampakkan muka happy seperti yang lain. Aku ingat, di ulang tahun Yofa sebulan kemarin ia tidak datang.
***
Selasa, 27 Desember 2011
            Malam  ini si wakil ketua kelas, Daniel, berulang tahun. Karena Daniel mengundang seluruh siswa kelas XII di SMA kami, papa Daniel menyewakan ballroom mall..! Mewah sekali. Dekorasi pesta sweet seventeen Daniel begitu berkelas. Tapi dari sekian banyak undangan yang hadir, tak tampak batang hidung Febri.
            Heran! Kenapa setiap ada undangan ulang tahun, Febri tidak pernah datang? Padahal itu acara teman sekelas sendiri. Apakah  tidak ada rasa sungkan dalam hatinya? Entahlah.
***
Sabtu, 28 Januari 2012
            Baby pink. Manis sekali warna undangan ulang tahun Valeria. Semanis undangannya, Valeria mewajibkan warna pink untuk dresscode pestanya malam ini.
            “Gila, Val! Masa aku harus pake pink juga?”protesku. Daniel dan Anton setuju dengan protesku.
            “Plis yah..ini sweet seventeen aku...”kata Valeria manja.
            “Yaaah...jadi pinky boy deh...!”keluhku. Valeria tertawa kecil.
            “Tiap bulan ada aja yang ulang tahun!”sahut Anton.
***
            Pukul 18.05 aku sampai di depan rumah Febri. Pesta Valeria baru akan dimulai sejam lagi. Sengaja kutemui Febri untuk mengajaknya berangkat bersama. Kali ini kupastikan ia hadir setelah 3 kali melewatkan pesta teman sekelas.
            “Yuk, Feb!”ucapku ketika dia baru saja membuka pintu. “Malam ini ulang tahunnya Valeria kan?”pancingku.
            Febri menghela napas panjang.“Aku nggak ikut!”
            “Kenapa? Aku ke sini mau ngajak kamu bareng!”desakku.
            “Aku nggak bisa, Rio!”tolak Febri, memalingkan muka.
            “Kenapa? Kamu nggak ada baju warna pink? Belum nyiapin kado? Sudahlah...kita datang aja Valeria udah senang..”terangku.
            “Pokonya aku nggak datang!”seru Febri.
            “Keterlaluan ya! Percuma aku ke sini kalo kamu ngotot nggak datang! Nggak solid..”celaku. Aku melangkah meninggalkan teras rumah Febri dan segera kunaiki motorku.
            “Rio!”Febri berlari mendekatiku.
            “Maaf Rio..”wajahnya sendu.”Bukannya aku egois, tapi aku beneran nggak bisa karena aku nggak akan mampu bawa kado apapun di pesta semeriah itu...”
            Hatiku kelabu mendengar pengakuan itu. Kuamati dari ujung rambut hingga telapak kaki, tak ada satupun darinya yang mencerminkan bahwa ia bermateri.
            “...dan aku iri sam mereka yang bisa merayakan ulang tahunnya!”ungkap Febri.
            Aku terdiam.
            “Bukan cuma sweet seventeen! Tapi tiap tahun! Beruntung banget ya, mereka...”Febri tertawa kecil, sangat dipaksakan.
            “Beda banget sama cewek miskin yang ulang tahunnya 4 tahun sekali...dan belum tentu dirayakan!”lanjutnya dengan pandangan kosong.
            Aku terkesiap. “Kamu...Feb..?”
            “Iya!”Febri mengangguk.”29 Februari! Tanggal yang unik, langka, dan...sial!”ucap Febri tegas. Gadis itu masuk ke rumahnya, meninggalkan aku melongo di halaman. Lalu kustarter motorku dan pulang. Kulupakan undangan Valeria.
***
Rabu, 29 Februari 2012
            Bagus! Untunglah aku tiba di sekolah lebih dulu daripada Febri, sehingga kotak kecil biru muda itu bisa kuletakkan di lacinya, 5 menit sebelum ia datang. Di hari-hari biasa Febri-lah yang datang lebih awal.
            Sembunyi di balik pintu kelas? Konyol sekali. Tapi begitulah memang. Kelas sepi. Kuintip Febri ketika ia mulai masuk kelas, menuju bangkunya, lalu menengok laci. Ia pungut kotak kecil itu. Dari raut mukanya tampak keraguan. Perlahan ia buka ikatan pita biru. Senyum mengembang di bibir mungilnya. Dalam hati pasti ia senang sekali melihat jepit rambut kupu-kupu silver dariku. Hatiku gerimis menyaksikan kebahagiaan Febri pagi ini.

Komentar

Postingan Populer