Sabtu, 25 Juli 2015
Nggak tahu kenapa, entah karena tertarik
atau hanya iseng ingin pergi jauh, aku memilih untuk PPP (praktek mengajar nyata karena aku kuliah Pendidikan) di SMPN 6 Tuban,
tepatnya di Jl.Panglima Sudirman no.110 kelurahan Baturetno. Jauh, dong?
Iyalaaah... Rumahku daerah Gresik.
“Masih Sabtu pagi kok wis
kemas-kemas barang...” kata Bapakku saat
lewat di depan kamarku, menahan tawa. “Mbok yo..sesuk ta kapan dilebokno tas..”
“Biar besok nggak keburu-buru
lah..” jawabku sambil merapikan tas packing.
Anehnya, aku nggak pernah mengaku
ke Bapak nanti bakalan naik apa ke Tuban.
“Aku bareng koncoku...” kataku
datar.
Padahal, hari Minggu besok aku mengajak
temanku, Eny Widyarti yang juga arek Gresik, berencana naik bus antarkota jurusan
Surabaya-Semarang. Karena, nanti busnya melewati terminal kota Tuban.
Dasar anak nggak pernah naik bus
kota (kecuali ke Tunjungan Plaza dan mal-mal Surabaya), aku pun nanya-nanya ke temanku yang busmania
demi info keselamatan. Lebay, ya? Selain itu, aku juga nggak ragu browsing di
internet tentang tips-tips naik bus antarkota. Semua demi keselamatan dan
keamanan, coy!
Udah bisa ditebak (emangnya
kuis..?), dari Gresik ke Tuban, pastilah kami butuh tempat kost. Sayangnya,
kami punya ketua kelompok PPP yang sama sekali nggak ada ‘efek’nya. Hari ini
temanku yang rumahnya di Bojonegoro, Ade Miftahul Fariha alias Mita berjuang
(apa sih...) mencari tempat kost yang enak. Itupun dia ditemani sang Ayah. Nggak
tahu tuh, ketua kelompokku kabur ke mana!
Luckily, Mita berhasil mendapatkan
tempat kost yang luas dan nyaman dengan fasilitas kamar mandi dalam dan ada
kasurnya. Eh, bukan kasur, tapi spring bed! Harga sewanya pun lumayan murah,
500 ribu dibagi 3 orang. Alhamdulillah.
Minggu, 26 Juli 2015
Was-was juga nih... Sudah jam 9
pagi, si Eny nggak segera menghubungi aku, kami jadi naik bus apa nggak. Ternyata,
dia dianterin ayahnya sampai ke Tuban. Eaaaaa... Ya sudah, aku ikut, hehehe...
Begitu kami sampai di kota Tuban,
kami terhibur dengan panorama serba batik di kota Sunan Bonang ini. Selain
dengan dengan kawasan wisata religi, sekolah yang kami tuju juga dekat dengan Pantai
Boom. Pantai apa tuh?
Tahukah kamu, setelah aku dan Eny
menemukan lokasi kost, ternyata sebelah kamar kami adalah pantai. Hahaha...
Nggak nyangka, kan? Tapi sayang, pantainya kotor :(
Bukan mau bunuh diri, bukan! |
Suasana menjelang pagi di sebelah kamar gue! |
Senin, 27 Juli 2015
Selamat datang di sekolah adiwiyata
mandiri, SMPN 6 Tuban! Pagi-pagi jam tujuh kami sampai di sekolah yang sangat
‘adem’ ini. Widih, ikut upacara pembukaan MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik
Baru). Eh tahu nggak, ada anak OSIS yang sekilas mirip dengan Kai EXO!
Setelah upacara selesai, kami
bertemu dengan kepala sekolah, yakni Pak Zainal. Hmm, masih muda. Beda banget
sama wakasek-nya, Pak Suwoto. Pak Wakasek ini sudah mau pensiun, katanya.
Usai basa-basi dengan kepala dan
komite sekolah, rekan-rekan PPP Unesa 2015 ternyata diberi tempat nongkrong.
Eits, bukan tempat nongkrong namanya, ‘kan kami calon guru. Kami
disediakan basecamp. Ternyata, ruangan yang kami gunakan untuk sebulan ke depan
adalah ruang Lingkungan Hidup. Banyak karya kerajinan tangan dan kreasi daur
ulang di sini. Do you wanna see?
Kreasi daur ulang siswa SMPN 6 Tuban |
Selasa, 28 Juli 2015
Haaassh...
Semacam luntang-lantung di sekolah karena belum ada kegiatan efektif. Malamnya,
aku, Eny, dan Mita keluar dari kamar kost. Tapi bukan diusir kok, kami cuma ingin
mencari angin segar di kota.
Kami
berjalan kaki ke alun-alun kota Tuban, makan nasi goreng sebentar, eh..sebersit
keinginan terlintas. Karena melihat orang-orang berlalu-lalang di kawasan Sunan
Bonang, kami pun berkeinginan masuk ke sana! Dengan pedenya (tanpa kerudung),
aku berjalan menuju ke Bonang. Eny dan Mita sih, nggak pa-pa, sebab mereka
berkerudung, pakai rok pula! Wih, aku jadi gadis ‘nakal’dengan celana jins dan
jaket gombor. Walhasil, aku pun dipandang ‘aneh’ oleh salah seorang warga situ!
“Eh..mbak iku
lho ndelok’i aku ae... Soale aku gak kudungan paling..” bisikku pada Mita dan
Eny. Mereka berdua mengiyakan.
Ya sudah,
ke Bonang-nya besok malam saja! Akhirnya kami iseng-iseng main ke pantai Boom.
Lokasi pantai ini pas di depan alun-alun kota. Cuss!
Mukanya siapa yang paling bengal? |
Menurutku
sih, orang-orang Tuban ini aneh. Kenapa? Karena hanya ada 2 tipe warga.
Pertama, warga putih (terlihat alim). Kedua, warga hitam (berandal). Jadi,
kalau penampilan kamu setengah-setengah (kayak aku sekarang) bakalan dipandang
‘aneh’. Nah, kalau ingin dipandang baik ya harus pakai kerudung, tetapi kalau
enggak (tampil nakal) ya terserah... Bingung juga sih, karena gadis yang
berkerudung pun masih disuit-suit sama orang jalanan.
Awalnya
kami bertiga ragu, masuk pantai Boom atau tidak. Tetapi, akhirnya kami masuk
juga karena tiketnya muraaaah... Hanya 2.200 rupiah! Setelah menghitung uang,
aku dan Mita sempat ngakak membaca papan peraturan. Kenapa? Check this photo below...
Begitu kami
masuk, widiieh... Kami seperti melihat taman kontak jodoh. Pengunjung pantai
selalu berpasangan, cowok-cewek. Suasana pantai yang remang-remang pun
mendukung (mendukung apa hayooo..?).
Di sisi
lain pantai, kami melihat panorama lampu-lampu kota dari kejauhan. Romantis.
Tapi kata ‘romantis’ ini lebih tepat dibilang ‘mesum’ aja deh!
Rabu, 29
Juli 2015
Seperti
biasa, anak-anak PPP kayak nggak bantuin apa-apa di SMP 6. Lha emang bantuin
apa? Ya sudah, kami di markas untuk bersarang. Saranghaeyo...
Kamis, 30
Juli 2015
Yeeee...kabar
bahagia. Akhirnya anak-anak PPP dapat tugas juga! Kami diminta menjadi pengawas
di pelaksanaan placement test alias tes penempatan kelas. Karena, seusai MOPDB,
anak-anak imut kelas 7 akan dibagi kelas menjadi 8 rombel, kelas A sampai H.
Dan, aku kebagian mengawasi ruang 10. Weee...anaknya imut-imut. Belakangan kuketahui namanya Sania,
Alief, Arman, Lambang, dan dua anak yang ‘naughty’ tetapi humoris.
Jumat, 31
Juli 2015
Voilaaa...
Ada acara MOP alias Masa Orientasi Pramuka. Hmmm, SMPN 6 Tuban sangat gencar
mengadakan acara yang seru. Sayangnya, aku ‘mundur’ dari barisan upacara
pembukaan. Hadeh, aku rentan pingsan mungkin, ya...
Waktu aku
di UKS, aku mendengar lagu yang sangat easy listening yang dinyanyikan oleh
barisan paduan suara. Mau tahu itu lagu apa? Yup, lagunya Koes Plus yang liriknya
digubah menjadi lagu bertema Pramuka.
Selesai
upacara, ada acara yang lebih seru! Para pembina menyiapkan ratusan balon
berwarna-warni yang akan diterbangkan ke udara. Weeew... Ini Pramuka atau purna siswa?
Sabtu, 1 Agustus
2015
Ada sedikit
perbedaan pendapat. Kami anak-anak PPP bukanlah pembina Pramuka, melainkan
hanya pendamping beberapa kegiatan, seperti outbound dan pembagian bibit
tanaman gratis. Sayangnya, kemarin aku kebagian tugas mendampingi kegiatan
sosial-lingkungan, yakni membagikan bibit tanaman di perempatan jalan raya.
Ternyata jaauuh banget dari SMP 6. Lokasinya adalah perempatan depan plaza
Bravo.
Perjalanan ‘budal’ ke sana terasa jauh karena saat itu jam 1 siang.
Bayangkan! Aku dan Nurul berjalan kaki bersama sekitar 20 siswa kelas 7 dan
segelintir anak DKG (Dewan Kerja Galang) yang menjadi panitia MOP.
Kami menyusuri
jalan kecil kota ini. Suatu ketika, ada ABG ugal-ugalan naik motor yang
knalpotnya brong. Brong..brong..brooong... Lho, tiba-tiba barangnya jatuh!
Kayak plastik kresek, mirip sego berkatan! Wahahah...
Sampai di daerah tujuan, eng ing eng... Suasana cukup menyenangkan! Setelah membagi bibit tanaman
sirsak di lampu merah, kami kembali berjalan kaki ke SMP 6. Pak Roy si pembina
Pramuka cuma ngasih ucapan ‘semangat’ doang, padahal dia sendiri naik motor!
Huuuuu...
Oiya, aku
dan Nurul balik ke kost. Kenapa? Karena malam harinya anak-anak PPP harus balik
ke SMP 6. Kan ada acara Persami, bro! Sebelum itu pastinya ada acara pentas
seni gila-gilaan.
Sudah
kuduga! Temanku, Nurul, unjuk gigi menyanyikan lagu dangdut milik Rhoma Irama
bersama Pak Pocong. Ha? Siapa tuh Pak Pocong? Itu lho, bapak karyawan SMP 6
yang beberapa waktu lalu menceritakan tumbal pocong di kecamatan sebelah.
Hiii...serem!
Tak peduli
siapa yang melihat, akhirnya anak-anak ikut naik ke panggung pentas saat Nurul
menyanyikan lagu dangdut. Aku, Mita, Eny, dan 2 anak Seni Tari yang duluan
naik. Kemudian anak-anak PPP lainnya pun naik, diikuti anak-anak DKG.
Minggu, 2
Agustus 2015
Yuhuuu...
anak kos wajib datang ke SMP 6 jam 5 pagi. Lho, kenapa? Karena, ada acara jalan
sehat. Ikut ajalah, itung-itung keliling kota Sunan Bonang ini. Siangnya baru
deh acara MOP bubar. Tanpa ada acara penutupan, para peserta MOP pun pulang.
Bagaimana dengan anak-anak PPP? Ya pulang laaah...
Senin, 3
Agustus 2015
Ha! Hari
ini jadwalnya Eny dan Nurul mengajar Seni Budaya. Kalau aku sih, hari Rabu dan
Kamis. Eny agak aneh juga, karena dia nggak mengijinkan aku, Mita, dan Nurul
masuk ke kelasnya. Huffet... Ya sudah! Gud luck!
Rabu, 4
Agustus 2015
Waduh, hari
ini aku ngajar. Setelah jam istirahat pertama, aku ditemani 3 anak Seni Rupa
meluncur ke ruang kurikulum untuk meminjam proyektor dan LCD. Heee..? Hari ini
ada pertemuan wali murid di aula dan tak ada proyektor ataupun LCD yang bisa
dipakai. Ya sudaaah...aku tetap pakai LCD alias Langsung Cangkeme Dhewe! Mau
tahu rekaman pengajaranku? Bayangkan aja sendiri!
Komentar
Posting Komentar