Yeyeye.. Kemarin siang aku membeli 5 lembar prangko di kantor Posindo. Awalnya aku (dan Resta) menuju kantor Posindo Sepanjang, Sidoarjo. Ternyata kantornya lumayan luas. Terakhir kalo ke situ, waktu aku aku SD kelas berapa yaa...ngirim undian kuis majalah Bobo.
Baru sampai di depan pintu, aku happy (oposeh khaeee..) karena dari tempatku berdiri sudah kelihatan tulisan 'MATERAI DAN PRANGKO LOKET 1'. Yes!
Aku dan Resta (yang punya niatan bayar sesuatu lewat Posindo) langsung menuju TKP.
'Mas ada perangko?'
'Yang berapaan?'
'3000,' jawabku.
'Adanya yang limaribu, yang tigaribu belum dikirim.'
'Oh, yaudah nggak jadi.'
'Nggak beli yang lima ribu ta? Kalau prangko tigaribu sampainya semingguan!' Katanya sambil ketawa. Eh, masnya kalau ketawa mirip artis sinetron Ditmar Hadi. Do you know him?
Aku? Beli perangko 5000 buat 5 orang? Yo malese tah, duit 25 ribu dipakai beli bakso aja, heheheh...
Setelah itu kami cuss ke kantor pos di daerah Gayungan, Surabaya. Ternyata oh ternyata..ada lagi kantor Posindo yang seukuran kantor Posindo yang tadi. Aduh, cupu cupu cupu!
'Pak, ada perangko? Yang tiga ribu..'
'Berapa?' Wah, bapaknya mirip aktor film Catatan Akhir Sekolah, pemeran kepala sekolah yang jahat. Tapi, bapak yang ini ramah.
'Lima..'jawabku singkat.
'Prangko ya, bukan materai?' Tanyanya meyakinkan.
Kemudian Pak Loket yang sedang duduk itu tampak mengambil atau menghitung sesuatu yang tak terlihat dari depan meja loket.
'Pak, kalau prangko 3000 harganya juga tiga ribu?' Jelas nggak sih pertanyaanku ini?
'Gimana..gimana?' Pak Loket nanya balik.
'Kan perangko 3000, harganya juga tiga ribu?' Ulangku.
'Iyaa... Kalau tiga ribu limaratus juga nggak pa-pa?' Candanya.
'Prangko yang paling kecil berapa, Pak?'
'Bukan yang paling kecil Mbak, Anda ini mau ngirim ke mana..' Jelasnya.
'Oo..gitu..' kataku.
'Mbaknya mau kirim ke mana toh?' Tanya Pak Loket.
'Mmm..buat disimpan aja,' jawabku bohong. Bohong kamu, Khae! Padahal kan kamu beli prangko buat kirim kartu pos ke 3 orang member komunitas Card To Post, ke Jogja, Bekasi, sama Palembang! Bohong melulu kerjaan lu!
'Disimpan aja?' Tanya Pak Loket. 'Filateli?'
'Iya..' jawabku sambil tersenyum.
'Oo..kalau buat filateli, beli di kantor pusat sana, Mbak. Bagus-bagus..' jelas Pak Loket panjang lebar.
Aku cuma manggut-manggut aja. Aku juga tahu keleuuss..kalau kantor yang besar ada di Jemursari.
'Kalau beli prangko di sini, ya cuma buat kirim-kirim aja. Kurang bagus gambarnya. Kalau di sana kan prangkonya bisa milih..' terangnya.
'Iya tapi kantor di Jemursari jauh, Pak,' kataku.
'Ya nggak pa-pa sekali-sekali,' katanya lalu berdiri meletakkan tiga biji prangko yang belum disobek, dan dua biji prangko dengan gambar berbeda.
Aku bayar pakai selembar uang duapuluhribuan. Setelah memberi kembalian limaribu, cuss deh gue keluar! Taraaa..sudah dapat prangko senilai 3000!
Oke. Kemarin aku beli 10 lembar kartu pos di kantor Jemursari, terus di sini dapat 5 biji prangko 3000, dan.. Tahukah kamu aku mengirimkan kartu pos di kantor mana? Di kantor pos Semolo! Hah, jauh amiiirr..? Ada lagi lanjutan ceritanya!
Komentar
Posting Komentar