Lebaran.. Sebentaaarr lagi..
Ramasinta.. Diskooon lagii..
Itu lirik lagu untuk iklan toko pakaian
Ramasinta. Iya, iklan yang dibintangi pemain Si Doel. Tapi lirik lagu di iklan itu sudah nggak sesuai. Kabarnya sih, beberapa waktu lalu toko pakaian Ramasinta tutup karena pandemi COVID19!
Puasa Ramadhan sudah jalan 21 hari, nih.. Bulan Ramadhan, apalagi lebaran Idul Fitri, tahun ini nggak seceria tahun-tahun sebelumnya. Lupakanlah itu ngabuburit, bukber, atau nongkrong sampai malam. Jam 9 malam aja lapak-lapak pada disuruh tutup! Tapi seperti orang Endonesa pada umumnya, sesusah apapun, kami tetap santuy!
Malah tanggal 5 kemarin, keluarga bibiku bikin acara tahlil untuk 1000 hari meninggalnya kakek-nenek (dari ibuku). Setelah doa bersama, lalu ditutup acara buka bersama! Hanya mengundang sekitar 30 orang. Eh, nggak sampai 30 ding! Alhamdulillah, nggak ada tuh acara pembubaran seperti 'ganasnya' aparat antihajatan sebelumnya, hehehe..
Meskipun acaranya lancar, siang hari waktu kami menyiapkan makanan, aku sempat bersitegang sama Bibi! Lha acara buka bersama (apalagi inti acaranya adalah doa untuk almarhum) kok malah bikin masakan banyak banget! Heran gue.. Pemborosan! Ceritanya agak epic, nih..
"Ya, nanti jam tiga sore, beli sate yang depannya Indom**et. Lima puluh ribu!"
"Wong Meduro iku ta?" Tanyaku, memastikan.
"Iya. Yang paling enak, yang itu!" Kata Bibi.
"Okee.. Sama beli sirup, sama susu, ya! Buat es buah nanti," kataku sambil menerima selembar uang seratus ribu.
Akhirnya setelah waktu Asar, aku ngajak seorang sepupu perempuan sebut saja Gita, langsung cuss beli sate!
"Eh, nanti kamu yang nungguin satenya, aku beli sirup sama susu di Indom**et ya.." Kataku pada Gita.
Lhadalah, tukang satenya nggak buka lapak! Cuma ada sebongkah bangku kayu miliknya.
"Tutup, Mbak. Mau cari sate di mana?" Tanya Gita.
"Yaudah pulang aja deh.. Daripada nanti satenya nggak sesuai selera kalau beli di tempat lain," Kataku, pasrah.
"Serius? Beli yang di situ aja deh.. Katanya enak kok," kata Gita.
Akhirnya kami memutuskan beli sate ayam yang lain. Pindah ke lain hati, cong!
Ini hasil jepretan hapeku waktu beli sate ayam khas Madura di jalanan pasar senggol KBD. Pak'e gembul dan ramah, hehe..
So, menu buka puasa untuk tahlilan kakek-nenek cukup beragam. Ada ayam panggang dan urap-urap, bebek goreng sambal penyet (yang bebeknya dua ekor, aku yang pagi-pagi berangkat ke pasar buat disembelihkan ke tukang jagal), lele goreng, rawon daging sapi dan lengkap dengan kerupuk udang. Makanan disuguhkan semua dan habis tak bersisa! Termasuk sate itu. Omaigosh.. Dasar kalian para tamu setan! Memakan hidangan hingga piringnya kosong blong itu sangat memalukan. Setaaaan...
Haduh Khae, kamu kok nggak ikhlas banget, ngasih makan orang lain yang datang untuk mendoakan almarhum kakek-nenekmu? Oke, terima kasih atas kehadiran Bapak dan Saudara sekalian. Semua hidangan itu memang buat kalian, grandong!
Mood yang memburuk akibat lelah setelah persiapan masak-memasak, akhirnya kembali bahagia. Aku sudah punya dress untuk lebaran, yay! Bagiku dress ini bagus, worth it untuk harga di bawah 200 rebu. Aku beli di lapak rubilisius (ejaan bukan begini, aku cuma menghindari iklan aja) via aplikasi syopi. Pengiriman dari Bandung ke rumahku juga cepat, cuy!
Selain dress cantik yang sesuai ekspektasi, ternyata ada gratisan masker juga. Lumayan lho, maskernya lebar, bukan tipikal masker yang pelit kain. Tanpa ragu aku ngasih 5 bintang untuk lapak rubilisius! Lha kok jadi cerita panjang lebar begini?
Selamat menikmati ibadah Ramadhan! (bersambung..)
Komentar
Posting Komentar